Ekstrakurikuler Pecinta Alam (PA) kembali mengadakan kegiatan tahunan, yaitu Pendidikan Latihan Dasar (DIKLATSAR) yang dilaksanakan selama 3 hari 2 malam di Bukit Jokolangan tepatnya di Dusun Sawah, Desa Wonorejo, Kecamatan Jatiyoso, Kabupaten Karanganyar. Kegiatan tahunan ini dimulai pada hari Senin, 19 Juni 2023.
Sama halnya dengan tahun sebelumnya, kegiatan DIKLATSAR yang diikuti oleh 25 peserta ini bertujuan melatih jiwa kepemimpinan, kerjasama tim, dan mengajarkan cara bertahan hidup di alam liar ketika berada pada kondisi yang tidak terduga-duga. Panitia pelaksana dari SMAN 3 Boyolali menghadirkan kembali para pelatih dan narasumber dari Indonesian Disaster Emergency Response Unit (I-DERU) dalam kegiatan kali ini. Pelajaran dan pengalaman yang diberikan oleh tim I-DERU pun tak sedikit, mulai dari bagaimana mencintai alam hingga memanfaatkan alam untuk sesuatu yang berguna di kemudian hari.
Senin, 19 Juni 2023 – Kegiatan DIKLATSAR Pecinta Alam SMAN 3 Boyolali diawali dengan upacara pembukaan kegiatan yang dilaksanakan di lapangan SMAN 3 Boyolali. Bapak Bambang Prihantoro selaku kepala sekolah SMAN 3 Boyolali memberikan sambutan dan dilanjutkan arahan dari Ibu Widiyastuti dan Bapak Agung Nugroho selaku Pembina Pecinta Alam SMAN 3 Boyolali. Kegiatan rutin tahunan DIKLATSAR SMAN 3 Boyolali pun dimulai.
Setelah upacara pembukaan selesai, para peserta berangkat menuju ke lokasi DIKLATSAR menggunakan transportasi truk yang diawali dengan doa bersama. Sesampainya di Desa Wonorejo, para peserta langsung menempatkan diri untuk menerima materi dari pelatih I-DERU. Materi pertama yang disampaikan adalah Vertical Rescue Descending yaitu penyelamatan atau evakuasi objek dari objek tinggi menuju ke objek yang lebih rendah. Pengenalan alat-alat seperti helm, tali, harness, carabiner, dan lainnya menjadi awal dari materi yang disampaikan. Setelah itu, para peserta juga dibekali beberapa teknik dalam tali-temali yang nantinya akan digunakan pada praktek descending. Setelah itu, para pelatih memberikan contoh mengenai urutan pelaksanaan descending yang aman. Kegiatan descending diakhiri dengan manajemen barang bawaan hingga pengemasan barang yang baik ke dalam tas. Pelatihan tersebut dilanjutkan dengan para peserta berjalan menuju lokasi pertama untuk mendirikan selter.
Di hari kedua, pengajaran berfokus pada navigasi darat, pembacaan peta, mountaineering dan materi bertahan hidup di alam liar. Para peserta DIKLATSAR melakukan kegiatan mountaineering dengan diikuti navigasi darat dan pembacaan peta. Selanjutnya, dilakukan penanganan darurat kepada beberapa kecelakaan dalam mendaki gunung. Hampir di penghujung hari, peserta tak lupa diberi pelatihan dasar dalam bertahan hidup di alam liar. Bagaimana cara mendapatkan air layak minum hingga cara memilih mana makanan yang bisa dimakan dan tidak bisa dimakan. Para peserta juga harus mempraktekkan materi yang baru saja diberikan dengan mencari bahan makan dan minum di alam sekitar, sehingga kegiatan yang satu ini lebih berkesan di benak para peserta karena baru kali ini mereka merasakan sendiri bagaimana cara bertahan hidup di alam liar.
Hari ketiga, peserta langsung mempersiapkan diri untuk acara susur sungai yang diawali dengan membagi kelompok. Para peserta menjalani kegiatan dengan sukacita mengingat kegiatan susur sungai merupakan agenda terakhir dalam kegiatan DIKLATSAR. Kegiatan susur sungai ditutup dengan makan bersama yang telah disediakan oleh kerjasama dari panitia dan beberapa pelatih dari I-DERU.
Momen sebelum kepulangan para peserta, pelatih I-DERU memberikan nama untuk angkatan D-23 yakni “Angin Lembah Jokolangan”. Momen perpisahan tersebut diakhiri dengan tepuk tangan yang terdengar dari para peserta. Lalu, peserta DIKLATSAR dipersilahkan untuk mengemasi barang-barangnya dan dilanjutkan dengan berdoa bersama sebagai bentuk puji dan syukur karena acara berjalan lancar dan bermanfaat bagi para peserta.
Davin Shodiq_XII IPS-3, Pram Arjuna_XII MIPA-5