22 Mahasiswa FKIP UNS Laksanakan Program Pengenalan Lingkungan Persekolahan (PLP) di SMAN 3 Boyolali Selama 3 Bulan

ditulis oleh Mely Valentina (Pendidikan Biologi), Husna Rizki (Pendidikan Biologi), Devi Tresviyanti (Pendidikan Biologi), Fauziah Almahindrasa (Pendidikan Biologi), Yuli Astuti (Pendidikan Kimia), Mufida Salma Nabilah (Pendidikan Kimia), Zainal Ihza Fahreza (Pendidikan fisika), Mohammad Fatah Asmawi (Pendidikan Bahasa Inggris), Sadewa Putra Nugroho (Pendidikan Bahasa Inggris), Rizki Ramadhan A (Pendidikan Geografi), Wahyu Triadi(pendidikan geografi), Norma Arifah (Pendidikan Geografi), Jihan Nadhifa Rahadatul ‘Aisy ( Pendidikan Seni Rupa), Hasna Alifa Zulfa ( Pendidikan Seni Rupa), Firda Ayu Hari Prayitno (Pendidikan Seni Rupa) , Narendra Chaesa Miev Bayhaqqie (Pendidikan Seni Rupa), Dila Shafitri (Pendidikan Bahasa Jawa), Dhea Vanissa Wulandari (Pendidikan Bahasa Jawa), Gagah Wahyu Setiyaka (Pendidikan Bahasa Jawa), Lantip Nurseto (Pendidikan Bahasa Jawa), Muhammad Arif Muzakki (Pendidikan Fisika)

Gambar : Penarikan Mahasiswa PLP FKIP UNS bersama dengan Guru Pamong dan Koordinator Dosen Pembimbing Lapangan. Sumber : Dokumentasi PLP UNS SMAN 3 Boyolali

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret (FKIP UNS) kembali menyelenggarakan Program Pengenalan Lingkungan Persekolahan (PLP) atau Asistensi Mengajar, yang berlangsung dari Senin, 2 September 2024, hingga Kamis, 21 November 2024, di SMA Negeri 3 Boyolali. Program ini diikuti oleh mahasiswa FKIP UNS sebagai upaya untuk mempersiapkan calon pendidik yang kompeten dan berkarakter, dengan memberikan pengalaman nyata dalam dunia pendidikan di lingkungan sekolah.

PLP/Asistensi Mengajar dirancang untuk menjembatani teori pengajaran di kampus dengan praktik nyata di lapangan. Melalui program ini, mahasiswa calon guru berkesempatan mempelajari berbagai aspek lingkungan sekolah, termasuk manajemen sekolah, karakteristik siswa, metode pengajaran, dan pengelolaan kelas, dengan bimbingan langsung dari guru profesional. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi pedagogis, keterampilan mengajar, serta pemahaman terhadap tantangan profesi guru.

Selama pelaksanaan di SMA Negeri 3 Boyolali, mahasiswa PLP UNS terlibat dalam sejumlah kegiatan, seperti piket pra-KBM yang mendukung pembentukan karakter disiplin dan tanggung jawab siswa, piket KBM untuk memonitor kehadiran siswa, dan piket perpustakaan guna menjaga ketertiban serta kebersihan perpustakaan. Mereka juga aktif dalam kegiatan inspirasi pagi yang memberikan semangat dan motivasi kepada siswa sebelum memulai pembelajaran, serta berperan sebagai fasilitator dalam Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), yang membantu siswa menyelesaikan proyek-proyek dalam modul ajar.

“Kehadiran mahasiswa PLP UNS memberikan dampak positif dalam mendukung berbagai kegiatan di sekolah. Mahasiswa dinilai telah menunjukkan profesionalisme dan kompetensi pedagogis yang baik, meskipun masih perlu peningkatan pada gaya dan strategi mengajar agar lebih adaptif terhadap kebutuhan siswa yang beragam,” ungkap Bapak Najamudin S.Pd selaku kepala SMA Negeri 3 Boyolali. Sebagai pesan, Bapak Najamudin menekankan pentingnya meningkatkan jiwa sosial bagi calon guru agar dapat menjadi sosok yang mengayomi serta menjadi tempat nyaman bagi siswa untuk bercerita dan berkeluh kesah.

Mahasiswa Program Pengenalan Lingkungan Persekolahan (PLP) Universitas Sebelas Maret (UNS) sukses menggelar kegiatan Sosialisasi Mitigasi Bencana pada Jumat, 8 November 2024, bertempat di Aula 2 SMA Negeri 3 Boyolali. Acara ini diikuti oleh 30 siswa perwakilan dari organisasi Pecinta Alam, Dewan Ambalan, dan PMR. Kegiatan yang berlangsung mulai pukul 13.00 WIB ini dibuka dengan sambutan oleh Kepala Sekolah SMA Negeri 3 Boyolali yang diwakili oleh Dra. Siti Maesaroh. Dalam acara ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali hadir sebagai narasumber untuk memberikan materi terkait berbagai jenis bencana alam, seperti banjir, erupsi gunung merapi, gempa bumi, dan tanah longsor, serta mitigasi dampaknya. Materi yang disampaikan mencakup penyebab, tanda-tanda, peringatan dini, hingga langkah-langkah tanggap bencana.

Gambar : Pemberian Simulasi Bencana Gempa Bumi oleh BPBD Kabupaten Boyolali kepada Siswa. Sumber : Dokumentasi PLP UNS SMAN 3 Boyolali

Acara ditutup dengan simulasi bencana yang dipimpin langsung oleh BPBD, melibatkan partisipasi aktif para siswa. Simulasi ini dirancang untuk memperkuat pemahaman siswa tentang materi yang telah diberikan, sekaligus melatih keterampilan mereka dalam menghadapi situasi darurat. Melalui kegiatan ini, diharapkan para peserta dapat meningkatkan kesadaran dan kemampuan mereka dalam mitigasi bencana, serta berkontribusi dalam mewujudkan lingkungan sekolah yang lebih aman sesuai dengan tujuan Program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB). Kegiatan ini menjadi langkah strategis dalam membangun budaya kesiapsiagaan di kalangan siswa dan mendukung terciptanya sekolah ramah anak yang aman dari risiko bencana.

Festival Nusantara yang dilaksanakan pada Kamis, 19 September 2024, di SMA Negeri 3 Boyolali menjadi ajang untuk mengenalkan dan mempromosikan kekayaan budaya Indonesia kepada para siswa kelas X. Acara ini mencakup berbagai kegiatan, seperti festival makanan tradisional, permainan nusantara, dan pertunjukan seni dari masing-masing kelas. Dengan melibatkan siswa dalam kerjasama kelompok, kreativitas, serta interaksi antar kelas, Festival Nusantara berhasil menjadi media pembelajaran yang interaktif dan menyenangkan. Melalui acara ini, siswa tidak hanya mengenal warisan budaya Indonesia, tetapi juga dilatih untuk bekerja sama, berkreasi, dan mengapresiasi keberagaman budaya nusantara.

Festival Nusantara mendapatkan dukungan penuh dari pihak sekolah dan siswa. Bapak Wahid Iskandar, S.Pd., M.Pd., menyampaikan, “Kami menyambut dengan penuh antusias kegiatan ini sebagai wujud nyata penerapan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Festival Nusantara menjadi langkah strategis untuk membangun karakter pelajar yang cinta tanah air dan menghargai keberagaman budaya.” Sementara itu, Nabih Qhaidaq Nurrohim, siswa kelas X-4, menambahkan, “Saya merasa sangat senang dan bangga bisa ikut serta. Kegiatan ini memberikan pengalaman seru, mulai dari persiapan hingga menampilkan tarian, stand budaya, dan makanan khas daerah. Ini menjadi kesempatan berharga untuk memperkenalkan dan merasakan keindahan budaya Indonesia.”

Kegiatan Bermain Peran (Drama) Mengekspresikan Diri dalam Proses Demokrasi mendapatkan apresiasi dari para siswa, salah satunya Avindischa Ranella, siswi kelas X-5. Ia mengungkapkan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat bagi dirinya dan teman-temannya, terutama dalam mempererat hubungan pertemanan melalui proses persiapan dan penampilan. “Saya senang sekolah dapat mengadakan kegiatan seperti ini. Lewat drama seperti ini, saya belajar bagaimana berbicara di depan banyak orang dengan percaya diri dan menyampaikan ide-ide saya secara jelas,” tuturnya. Menurut Ranella, kegiatan ini juga menjadi sarana pembelajaran yang menarik dalam memahami nilai-nilai demokrasi, seperti pemilu dan proses pengambilan keputusan bersama.

Secara keseluruhan, program ini tidak hanya menjadi ajang kreativitas siswa dalam seni peran, tetapi juga memberikan dampak positif pada pengembangan kemampuan komunikasi, rasa percaya diri, dan pemahaman siswa terhadap pentingnya demokrasi. Melalui drama, siswa tidak hanya mengekspresikan diri, tetapi juga belajar bekerja sama, menghargai perbedaan, dan menginternalisasi nilai-nilai moral yang relevan. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan untuk mencetak generasi yang kreatif, percaya diri, dan berkarakter kuat.

Kegiatan “Kehidupan Berkelanjutan: Pengelolaan Sampah” mendapat tanggapan positif dari berbagai pihak, termasuk guru dan siswa di SMA Negeri 3 Boyolali. Pak Wahid, salah satu guru di sekolah, menyatakan dukungannya terhadap program ini yang dianggap sangat relevan dalam menanamkan kesadaran lingkungan kepada siswa. Ia menjelaskan bahwa program ini tidak hanya memberikan pemahaman tentang pengelolaan sampah, tetapi juga melatih siswa untuk kreatif dan inovatif dengan memanfaatkan limbah menjadi barang bernilai guna. “Siswa bisa menjadi agen perubahan di masyarakat dan membawa wawasan ini ke lingkungan mereka,” ungkap Pak Wahid. Selain itu, beliau menekankan bahwa program ini bersifat interdisipliner, melibatkan sains, seni, dan ekonomi, sehingga memberikan pengalaman belajar yang menyeluruh kepada siswa.

Sementara itu, Haikal, salah satu siswa kelas XII, mengungkapkan antusiasmenya terhadap program ini. Menurutnya, program ini memberikan banyak manfaat, mulai dari pemahaman tentang pentingnya memilah sampah hingga keterampilan mengolah limbah menjadi produk ramah lingkungan. “Kami belajar teori sekaligus mempraktikkannya, seperti membuat kerajinan tangan dari sampah plastik,” ujarnya. Haikal juga merasa kegiatan ini melatih kerja sama dalam kelompok, sekaligus menumbuhkan kesadaran untuk lebih peduli pada lingkungan. Ia menambahkan bahwa program ini menginspirasinya untuk mulai mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dan mengajak keluarga di rumah untuk memilah sampah. 

Fashion show “Batik Jumputan Karya P5” mendapatkan antusiasme tinggi dari siswa kelas XI SMA Negeri 3 Boyolali. Acara ini menjadi wadah bagi siswa untuk menunjukkan kreativitas mereka dalam merancang dan memamerkan busana berbahan batik jumputan. Proses pembuatan busana ini melibatkan berbagai tahapan, mulai dari merancang desain, pewarnaan kain, hingga menjahit dan menata busana. Dengan pendekatan berbasis proyek, kegiatan ini tidak hanya mengasah keterampilan teknis siswa, tetapi juga mengajarkan mereka untuk bekerja sama dalam tim, berbagi ide, dan menghadapi tantangan bersama. Puncaknya, fashion show menjadi ajang apresiasi di mana siswa dapat dengan percaya diri menampilkan hasil karya mereka di hadapan audiens, sekaligus mempromosikan keindahan dan kekayaan budaya batik jumputan kepada masyarakat.

Gambar : Kegiatan P5 Membatik oleh Kelas XI. Sumber : Dokumentasi PLP UNS SMAN 3 Boyolali

Selain meningkatkan kreativitas, kegiatan ini memberikan pengalaman berharga kepada siswa dalam memahami dan melestarikan warisan budaya Indonesia. Para peserta belajar pentingnya menjaga nilai budaya batik sembari mengadaptasinya ke dalam bentuk busana modern yang relevan dengan perkembangan zaman. Acara ini juga menjadi sarana edukasi tentang seni tradisional, baik bagi siswa maupun masyarakat luas, sehingga batik jumputan semakin dikenal dan dihargai. Dengan melibatkan elemen seni, budaya, dan kolaborasi, program ini tidak hanya memperkuat nilai-nilai Pancasila tetapi juga menumbuhkan kebanggaan siswa terhadap budaya bangsa melalui karya nyata yang berkelas dan penuh makna.

Program mitigasi bencana yang dilaksanakan, seperti pemberian materi kepada siswa untuk menambah kapasitas dari siswa dalam menghadapi bencana yang berlangsung, secara langsung mendukung tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) terutama SDG 11 (Kota dan Komunitas Berkelanjutan) dan SDG 13 (Penanganan Perubahan Iklim). Kegiatan ini bertujuan menciptakan komunitas yang lebih tangguh terhadap bencana melalui perencanaan yang matang, edukasi masyarakat, serta penerapan strategi pengurangan risiko. Dengan memetakan area rawan tsunami dan merancang jalur evakuasi yang efisien, program ini tidak hanya melindungi kehidupan masyarakat pesisir tetapi juga meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana. Hal ini mendukung pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan, dengan menempatkan keselamatan masyarakat sebagai prioritas utama.

Share

Leave comment