Acara ditutup dengan simulasi bencana yang dipimpin langsung oleh BPBD, melibatkan partisipasi aktif para siswa. Simulasi ini dirancang untuk memperkuat pemahaman siswa tentang materi yang telah diberikan, sekaligus melatih keterampilan mereka dalam menghadapi situasi darurat. Melalui kegiatan ini, diharapkan para peserta dapat meningkatkan kesadaran dan kemampuan mereka dalam mitigasi bencana, serta berkontribusi dalam mewujudkan lingkungan sekolah yang lebih aman sesuai dengan tujuan Program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB). Kegiatan ini menjadi langkah strategis dalam membangun budaya kesiapsiagaan di kalangan siswa dan mendukung terciptanya sekolah ramah anak yang aman dari risiko bencana.
Festival Nusantara yang dilaksanakan pada Kamis, 19 September 2024, di SMA Negeri 3 Boyolali menjadi ajang untuk mengenalkan dan mempromosikan kekayaan budaya Indonesia kepada para siswa kelas X. Acara ini mencakup berbagai kegiatan, seperti festival makanan tradisional, permainan nusantara, dan pertunjukan seni dari masing-masing kelas. Dengan melibatkan siswa dalam kerjasama kelompok, kreativitas, serta interaksi antar kelas, Festival Nusantara berhasil menjadi media pembelajaran yang interaktif dan menyenangkan. Melalui acara ini, siswa tidak hanya mengenal warisan budaya Indonesia, tetapi juga dilatih untuk bekerja sama, berkreasi, dan mengapresiasi keberagaman budaya nusantara.
Festival Nusantara mendapatkan dukungan penuh dari pihak sekolah dan siswa. Bapak Wahid Iskandar, S.Pd., M.Pd., menyampaikan, “Kami menyambut dengan penuh antusias kegiatan ini sebagai wujud nyata penerapan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Festival Nusantara menjadi langkah strategis untuk membangun karakter pelajar yang cinta tanah air dan menghargai keberagaman budaya.” Sementara itu, Nabih Qhaidaq Nurrohim, siswa kelas X-4, menambahkan, “Saya merasa sangat senang dan bangga bisa ikut serta. Kegiatan ini memberikan pengalaman seru, mulai dari persiapan hingga menampilkan tarian, stand budaya, dan makanan khas daerah. Ini menjadi kesempatan berharga untuk memperkenalkan dan merasakan keindahan budaya Indonesia.”
Kegiatan Bermain Peran (Drama) Mengekspresikan Diri dalam Proses Demokrasi mendapatkan apresiasi dari para siswa, salah satunya Avindischa Ranella, siswi kelas X-5. Ia mengungkapkan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat bagi dirinya dan teman-temannya, terutama dalam mempererat hubungan pertemanan melalui proses persiapan dan penampilan. “Saya senang sekolah dapat mengadakan kegiatan seperti ini. Lewat drama seperti ini, saya belajar bagaimana berbicara di depan banyak orang dengan percaya diri dan menyampaikan ide-ide saya secara jelas,” tuturnya. Menurut Ranella, kegiatan ini juga menjadi sarana pembelajaran yang menarik dalam memahami nilai-nilai demokrasi, seperti pemilu dan proses pengambilan keputusan bersama.
Secara keseluruhan, program ini tidak hanya menjadi ajang kreativitas siswa dalam seni peran, tetapi juga memberikan dampak positif pada pengembangan kemampuan komunikasi, rasa percaya diri, dan pemahaman siswa terhadap pentingnya demokrasi. Melalui drama, siswa tidak hanya mengekspresikan diri, tetapi juga belajar bekerja sama, menghargai perbedaan, dan menginternalisasi nilai-nilai moral yang relevan. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan untuk mencetak generasi yang kreatif, percaya diri, dan berkarakter kuat.
Kegiatan “Kehidupan Berkelanjutan: Pengelolaan Sampah” mendapat tanggapan positif dari berbagai pihak, termasuk guru dan siswa di SMA Negeri 3 Boyolali. Pak Wahid, salah satu guru di sekolah, menyatakan dukungannya terhadap program ini yang dianggap sangat relevan dalam menanamkan kesadaran lingkungan kepada siswa. Ia menjelaskan bahwa program ini tidak hanya memberikan pemahaman tentang pengelolaan sampah, tetapi juga melatih siswa untuk kreatif dan inovatif dengan memanfaatkan limbah menjadi barang bernilai guna. “Siswa bisa menjadi agen perubahan di masyarakat dan membawa wawasan ini ke lingkungan mereka,” ungkap Pak Wahid. Selain itu, beliau menekankan bahwa program ini bersifat interdisipliner, melibatkan sains, seni, dan ekonomi, sehingga memberikan pengalaman belajar yang menyeluruh kepada siswa.
Sementara itu, Haikal, salah satu siswa kelas XII, mengungkapkan antusiasmenya terhadap program ini. Menurutnya, program ini memberikan banyak manfaat, mulai dari pemahaman tentang pentingnya memilah sampah hingga keterampilan mengolah limbah menjadi produk ramah lingkungan. “Kami belajar teori sekaligus mempraktikkannya, seperti membuat kerajinan tangan dari sampah plastik,” ujarnya. Haikal juga merasa kegiatan ini melatih kerja sama dalam kelompok, sekaligus menumbuhkan kesadaran untuk lebih peduli pada lingkungan. Ia menambahkan bahwa program ini menginspirasinya untuk mulai mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dan mengajak keluarga di rumah untuk memilah sampah.
Fashion show “Batik Jumputan Karya P5” mendapatkan antusiasme tinggi dari siswa kelas XI SMA Negeri 3 Boyolali. Acara ini menjadi wadah bagi siswa untuk menunjukkan kreativitas mereka dalam merancang dan memamerkan busana berbahan batik jumputan. Proses pembuatan busana ini melibatkan berbagai tahapan, mulai dari merancang desain, pewarnaan kain, hingga menjahit dan menata busana. Dengan pendekatan berbasis proyek, kegiatan ini tidak hanya mengasah keterampilan teknis siswa, tetapi juga mengajarkan mereka untuk bekerja sama dalam tim, berbagi ide, dan menghadapi tantangan bersama. Puncaknya, fashion show menjadi ajang apresiasi di mana siswa dapat dengan percaya diri menampilkan hasil karya mereka di hadapan audiens, sekaligus mempromosikan keindahan dan kekayaan budaya batik jumputan kepada masyarakat.