Matoa

Matoa (Pometia Pinnata)

Klasifikasi

Kingdom             : Plantae

Divisi                  : Magnoliophyta

Kelas                  : Magnoliopsida

Ordo                   : Sapindales

Famili                 : Sapindaceae

Genus                : Pometia

Spesies              : Pometia pinnata

Morfologi

  • Akar dan Batang

Akar dari tanaman matoa berakar tunggang dan berwarna cokelat. Tanaman matoa dapat berkemang menjadi pohon yang tinggi dan memiliki batang berkayu keras. Batang matoa berbentuk silinder, berdiri tegak, dan percabangannya sympodial, arah cabang miring hingga datar.

  • Daun

Daun tanaman matoa adalah daun majemuk yang tersusun berselang seling sebanyak 4 hingga 12 pasang anak daun. Daun muda berwarna merah cerah, kemudian setelah dewasa warnanya akan berubah menjadi hijau. Daun berbentuk jorong dengan panjang 30 cm sampai 40 cm serta lebar 8 cm hingga 15 cm. Secara fisik lembaran daun matoa tebal dan kaku, pada bagian ujung runcinf, pangkal tumpul, tepi rata, permukaan atas dan bawah halus, serta melengkung pada bagian pertulangan daun.

  • Bunga

Pohon matoa menghasilkan bunga majemuk yang tumbuh pada bagian ujung tangkai daun. Pada bagian mahkota bunga terdapat bulu di bagian luar, serta bagian kelopak bunga agak menyatu.

  • Buah

Buah matoa berbentuk bulat lonjong sebesar telur puyuh atau sekitar 1,5 cm hingga 5 cm dengan diameter 1 cm hingga 3 cm. Kulit luar buah licin berwarna kuning kehijauan ketika muda dan pada saat masak berwarna cokelat kemerahan. Isi buah memiliki kulit ari yang berwarna putih transparan dan melekat pada biji.

Manfaat

  • Salah satu manfaat buah matoa yaitu karena kandungan gizinya sangat beragam, terutama vitamin dan mineral. Buah yang juga dikenal sebagai lengkeng Fiji ini kaya akan vitamin C dan E yang dapat menangkal radikal bebas. Vitamin C juga berguna untuk memelihara sistem kekebalan tubuh. Sementara itu, manfaat vitamin E baik untuk kesehatan kulit dan kesuburan pria.
  • Khasiat lainnya yang bisa didapatkan dari mengonsumsi matoa yaitu menurunkan risiko penyakit kronis, seperti penyakit jantung, stroke, diabetes, dan kanker. Ini karena matoa kaya akan zat tanin yang merupakan antioksidan. Antioksidan berfungsi melawan efek radikal bebas. Radikal bebas sebenarnya merupakan reaksi yang lazim terjadi di dalam sel-sel tubuh. Namun, reaksi ini juga menyebabkan kerusakan banyak sel yang bisa berujung menjadi penyakit kronis. Meskipun begitu, manfaat buah matoa yang satu ini masih harus diteliti lebih lanjut. Pasalnya, para ahli belum mengetahui seberapa banyak zat tanin yang harus dikonsumsi supaya radikal bebas tidak terjadi di dalam tubuh.
  • Buah matoa ternyata juga berguna untuk melawan penyakit infeksi. Dari Semantic Scholar, sebuah penelitian yang dilakukan di Bogor, Jawa Barat, membuktikan buah ini dapat menghambat perkembangan bakteri penyebab infeksi saluran napas dan saluran kemih. Pada penelitian tersebut, terlihat bahwa sifat antibakteri kulit matoa ampuh melawan bakteri E. coli, S. aureus, dan B. cereus.
  • Khasiat tak terduga lainnya dari buah matoa yaitu membantu mengontrol tekanan darah. Bahkan, tak hanya daging buahnya saja, ekstrak biji dan daunnya juga terbukti dapat menurunkan tekanan darah yang tinggi. Ekstrak buah matoa mengandung zat yang bersifat diuretik, yaitu meningkatkan jumlah cairan yang dikeluarkan dari dalam tubuh. Sebuah penelitian dari Bandung menyebutkan bahwa pada dosis 100 miligram per kilogram berat badan, ekstrak matoa dapat membuang kelebihan air dan garam melalui urine.

Sumber:

http://plantamor.com/ diakses pada 11 Mei 2021

https://agrotek.id/ diakses pada 11 Mei 2021

https://rimbakita.com/ diakses pada 11 Mei 2021

https://hellosehat.com/nutrisi/fakta-gizi/manfaat-buah-matoa/ diakses pada 12 Mei 2021