Membangun Karakter Melalui Kemah Blok

Pendidikan  Kepramukaan atau yang sering kita sebut Pramuka adalah salah satu sarana dalam mengembangkan pendidikan karakter bagi peserta didik, salah satunya adalah  karakter mandiri. Untuk menumbuhkan karakter mandiri pada peserta didik, SMA Negeri 3 Boyolali mengadakan kegiatan kemah blok. Kemah blok ini bertujuan untuk meningkatkan taqwa kepada Tuhan YME, melatih kemandirian, melatih kerja sama dan kekompakan, meningkatkan kedisiplinan, dan juga meningkatkan kreativitas.

Selain itu, kegiatan ini bertujuan untuk mempererat persaudaraan sesama teman dengan mencoba 2 hari 1 malam bersama. Hal ini sekaligus wujud istirahat untuk peserta didik dari suntuknya proses belajar mengajar sehari-hari. Kemah blok ini diperuntukan bagi peserta didik kelas  X, XI, XII  yang dilaksanakan 1 (satu) tahun  sekali oleh pihak sekolah dibantu para siswa yang tergabung dalam ekstrakulikuler Dewan Ambalan dan ekstrakulikuler lainnya yang ikut serta menyukseskan kegiatan ini.

Acara kemah blok dilaksanakan di lingkungan sekolah SMA Negeti 3 Boyolali selama dua hari satu malam. Bertepatan pada hari Selasa sampai dengan hari Rabu tanggal 15 – 16 Agustus 2023.  Peserta didik menginap di ruang kelas di mana satu ruangan diisi kurang lebih 40 orang yang terdiri dari 3 – 4 sangga, satu sangga berisi kurang lebih 13 orang. Dalam acara ini peralatan yang akan digunakan selama acara harus dibawa oleh masing masing peserta didik dari rumah masing masing. Para peserta didik diminta untuk membawa perlengkapan mandi, perlengkapan tidur, seragam, obat obatan pribadi dan alat masak untuk kegiatan lomba memasak antar sangga.

Kegiatan kemah blok ini dibuka dengan pelaksanaan upacara  pembukaan. Dalam upacara pembukaan, Bapak Najamuddin S.Pd sebagai pembina upacara membuka kegiatan kemah blok pada hari pertama. Kemudian dilanjutkan kegiatan penjelajahan bagi peserta didik kelas X dan penyampaian materi bagi peserta didik kelas XI dan XII. Setelah ishoma, kegiatan dilanjutkan lagi untuk lomba memasak per sangga yang diwakili oleh tiga orang setiap sangga.

Kegiatan kemah blok tahun ini sedikit berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya di mana lomba memasak persangga juga berbeda dari tahun sebelumnya dimana untuk menu masakan ditentukan oleh panitia, sedangkan pada tahun ini menu masakan dibebaskan tetapi hanya diperbolehkan membuat menu makanan tanpa bahan hewani.

Setelah lomba memasak ini selesai semua peserta didik dipersilakan untuk istirahat sampai dengan kegiatan api unggun. Sekitar jam 19.00 upacara api unggun dimulai. Lampu setiap sudut sekolah mulai dimatikan satu persatu, penerangan hanya dari lilin-lilin yang sudah ditata di tengah halaman dengan peserta didik yang mengelilingi di sekitarnya. Selain pengucapan 10 dharma Pramuka dan penyalaan api unggun, upacara ini juga di meriahkan dengan pertunjukan kembang api yang telah di siapkan. Gelapnya langit malam dan hangatnya api unggun, ditambah paduan percikan kembang api di langit membuat puncak acara ini terukir indah di hati semua orang yang menyaksikan.

Setelah api unggun selesai, kegiatan pentas seni pun dimulai satu persatu, penampilan dari setiap kelas ditampilkan dengan semangat, sampai jam menunjukkan pukul  23.00 pensi dihentikan dan akan dilanjutkan besok. Seluruh peserta didik diarahkan  untuk kembali ke ruang kelas masing masing untuk tidur. Kemudian di pagi hari atau hari kedua kemah blok  setelah sholat, mandi, dan sarapan seluruh peserta didik dikumpulkan di lapangan untuk melakukan senam pagi. Setelah kegiatan senam pagi selesai acara dilanjutkan dengan lomba seperti drag bar, tarik tambang, dan tali temali. Setelah itu dilanjutkan dengan  penampilan pensi dan ishoma. Kemudian pada sore harinya sekitar pukul 15.00 WIB, disampaikan juara-juara lomba dan pensi serta penyerahan hadiah. Setelah penyerahan hadiah dilaksanakan upacara penutupan, kemah blok pun ditutup dan para peserta didik dipersilakan kembali pulang ke rumah masing masing.

Suatu kegiatan apapun pasti harus ada evaluasinya agar kedepannya bisa menjadi lebih baik lagi.  Terdapat siswa yang menyampaikan kesan pesannya selama kemah blok berlangsung,, “Sangat menyenangkan, suasana saat kemah itu selalu menyenangkan. Terlebih semua kegiatan yang berbeda dari tahun sebelumnya yang membuat semua orang menantikan kegiatan kemah blok ini. Untuk kelas 12, ini adalah acara kemah blok terakhir, jadi perasaan sedih hanya datang ketika saat ini saja. Makan bersama, tidur bersama, bergantian mandi dengan teman teman dan  mengukir kenangan yang belum tentu bisa terulang kembali.” ungkap Nur Haryati  salah satu  siswa kelas XII MIPA 2. 

Selain Nur ada juga siswa lain yang menyampaikan kesan dan pesannya, “Kemah blok tahun ini seru banget, banyak kegiatan yang pastinya seru terus malam puncaknya pecah abis. Kemah blok terakhir buat angkatan 34 yang ngga bakal terlupakan pokonya, senang dan sedih campur jadi satu. Luar biasa, sukses selalu buat kemah blok tahun berikutnya” ungkap Zaskia Febrina siswi kelas XII MIPA 5.

Anisa Fitriana dan Isnaini Marfu’ah_ XII MIPA 6

Angin Lembah Jokolangan Dalam Diklatsar Pecinta Alam

Ekstrakurikuler Pecinta Alam (PA) kembali mengadakan kegiatan tahunan, yaitu Pendidikan Latihan Dasar (DIKLATSAR) yang dilaksanakan selama 3 hari 2 malam di Bukit Jokolangan tepatnya di Dusun Sawah, Desa Wonorejo, Kecamatan Jatiyoso, Kabupaten Karanganyar. Kegiatan tahunan ini dimulai pada hari Senin, 19 Juni 2023.

           Sama halnya dengan tahun sebelumnya, kegiatan DIKLATSAR yang diikuti oleh 25 peserta ini bertujuan melatih jiwa kepemimpinan, kerjasama tim, dan mengajarkan cara bertahan hidup di alam liar ketika berada pada kondisi yang tidak terduga-duga. Panitia pelaksana dari SMAN 3 Boyolali menghadirkan kembali para pelatih dan narasumber dari Indonesian Disaster Emergency Response Unit (I-DERU) dalam kegiatan kali ini. Pelajaran dan pengalaman yang diberikan oleh tim I-DERU pun tak sedikit, mulai dari bagaimana mencintai alam hingga memanfaatkan alam untuk sesuatu yang berguna di kemudian hari.

            Senin, 19 Juni 2023 – Kegiatan DIKLATSAR Pecinta Alam SMAN 3 Boyolali diawali dengan upacara pembukaan kegiatan yang dilaksanakan di lapangan SMAN 3 Boyolali. Bapak Bambang Prihantoro selaku kepala sekolah SMAN 3 Boyolali memberikan sambutan dan dilanjutkan arahan dari Ibu Widiyastuti dan Bapak Agung Nugroho selaku Pembina Pecinta Alam SMAN 3 Boyolali. Kegiatan rutin tahunan DIKLATSAR SMAN 3 Boyolali pun dimulai.

            Setelah upacara pembukaan selesai, para peserta berangkat menuju ke lokasi DIKLATSAR menggunakan transportasi truk yang diawali dengan doa bersama. Sesampainya di Desa Wonorejo, para peserta langsung menempatkan diri untuk menerima materi dari pelatih I-DERU. Materi pertama yang disampaikan adalah Vertical Rescue Descending yaitu penyelamatan atau evakuasi objek dari objek tinggi menuju ke objek yang lebih rendah. Pengenalan alat-alat seperti helm, tali, harness, carabiner, dan lainnya menjadi awal dari materi yang disampaikan. Setelah itu, para peserta juga dibekali beberapa teknik dalam tali-temali yang nantinya akan digunakan pada praktek descending. Setelah itu, para pelatih memberikan contoh mengenai urutan pelaksanaan descending yang aman. Kegiatan descending diakhiri dengan manajemen barang bawaan hingga pengemasan barang yang baik ke dalam tas. Pelatihan tersebut dilanjutkan dengan para peserta berjalan menuju lokasi pertama untuk mendirikan selter.

            Di hari kedua, pengajaran berfokus pada navigasi darat, pembacaan peta, mountaineering dan materi bertahan hidup di alam liar. Para peserta DIKLATSAR melakukan kegiatan mountaineering dengan diikuti navigasi darat dan pembacaan peta. Selanjutnya, dilakukan penanganan darurat kepada beberapa kecelakaan dalam mendaki gunung. Hampir di penghujung hari, peserta tak lupa diberi pelatihan dasar dalam bertahan hidup di alam liar. Bagaimana cara mendapatkan air layak minum hingga cara memilih mana makanan yang bisa dimakan dan tidak bisa dimakan. Para peserta juga harus mempraktekkan materi yang baru saja diberikan dengan mencari bahan makan dan minum di alam sekitar, sehingga kegiatan yang satu ini lebih berkesan di benak para peserta karena baru kali ini mereka merasakan sendiri bagaimana cara bertahan hidup di alam liar.

            Hari ketiga, peserta langsung mempersiapkan diri untuk acara susur sungai yang diawali dengan membagi kelompok. Para peserta menjalani kegiatan dengan sukacita mengingat kegiatan susur sungai merupakan agenda terakhir dalam kegiatan DIKLATSAR. Kegiatan susur sungai ditutup dengan makan bersama yang telah disediakan oleh kerjasama dari panitia dan beberapa pelatih dari I-DERU.

            Momen sebelum kepulangan para peserta, pelatih I-DERU memberikan nama untuk angkatan D-23 yakni “Angin Lembah Jokolangan”. Momen perpisahan tersebut diakhiri dengan tepuk tangan yang terdengar dari para peserta. Lalu, peserta DIKLATSAR dipersilahkan untuk mengemasi barang-barangnya dan dilanjutkan dengan berdoa bersama sebagai bentuk puji dan syukur karena acara berjalan lancar dan bermanfaat bagi para peserta.

Davin Shodiq_XII IPS-3, Pram Arjuna_XII MIPA-5